L : L Infinite
Sungyeol : Sungyeol Infinite
Yeongi : Dirimu
Genre : Romance( Love
& Friendship)
Biar
Ceritanya nyambung, baca part I nya dulu ya? http://myindofanficlist.blogspot.com/2013/12/sick-of-love-part-i.html
L mulai merasakan hal-hal aneh pada dirinya, namun dia tetap mencoba tetap terlihat cool di depan Yeongi, hahaha ada-ada aja si L, abis Authornya kebanyakan ngelamun :P
L Prov:
Ah, kenapa
terlihat kaku ya di depan Yeongi? aku tidak boleh seperti ini. L, L, L, kamu
tidak boleh seperti ini, karena bisa-bisa kamu ketahuan kalau suka ama Yeongi! Bodoh,,,aku
berbicara pada diriku sendiri. -.-
“Sudah,
sudah, kita mulai pelajarannya Yeongi”
“Baiklah,
ayo kita belajar”
Yeongi Prov:
Kalau diajar
sama L oppa yang lucu seperti ini, aku pasti cepat pintar. Apa? Apa aku memuji
L oppa saat ini? Andwe, andweee…. Fokus pada pelajaran, kenapa aku malah
berbicara pada diriku sendiri.-.-
Author Prov:
L dan Yeongi
terlihat menikmati suasana belajar mereka. Buktinya, Yeongi tidak mengeluh pada
ayahnya selama hampir 5 bulan ia diajar privat oleh L. Yeongi dan L sekarang
sudah sangat dekat. L merasakan bahwa ia sangat menyayangi Yeongi walaupun dia
tidak mau merusak hubungan keakraban mereka hanya karena dia harus mengakui
cintanya pada Yeongi. Hati L masih bertanya-tanya apa Yeongi akan menerima
cintanya atau tidak karena ia melihat Yeongi tidak terlihat aneh didepannya
walaupun Yeongi terlihat bahagia di dekatnya.
Saat ini pun,
L dan Yeongi sedang menikmati pemandangan taman belakang rumah Yeongi sambil
menemani Yeongi yang sedang melukis.
--------------------------
“Yeongia,,,,saranghae”
seorang namja langsung menepuk punggung Yeongi yang sedang duduk bersama L.
“ O? nugu? Aaa
SungYeol? Kamu mengagetkanku. Kenapa kamu datang tiba-tiba? Kamu bahkan tidak
memberitahuku lebih dulu”
“Maaf, aku
sengaja ingin memberimu kejutan. O? nugu? Namjachingu?” sambil melirik ke L.
“aniiiii,
chingu. sekaligus guru privatku. Namanya L, dia menggantikan ayahnya sebagai
guru privatku”
“Oh, jadi
ini guru privatmu. Bangapsumnida L sesangnim!”
“aaa nae,
nado bangapsumnida Sungyeol. Maaf, saya harus ke rumah teman sekarang, kalian
ngobrol dulu, kebetulan kalian kan baru bertemu”
“Tapi Oppa….”
“tidak
apa-apa, nanti kita bisa ngobrol bersama di lain waktu”
L Prov:
Apa? Siapa namja
itu? Ah, aku jadi khawatir dengan kehadiran namja itu. Sepertinya Yeongi kenal
baik dengan namja itu. Semoga dia bukan namjachingu nya. Sebenarnya aku tidak
punya tujuan ingin kemana, tapi apa boleh buat, aku merasa seperti obat nyamuk
diantara mereka tadi.
Sungyeol Prov:
Guru privat
Yeongi? Apa dia sepintar itu? Apa dia tidak terlalu muda untuk menjadi seorang
guru privat? Tidak salah, dia pasti anak yang sangat cerdas. Anggap saja, aku
kalah dalam hal perhitungan mate-matika.
“Yeongia,
apa ayahmu masih memperlakukanmu seperti dulu? Over protective?”
“yeah,
begitulah. Kalau tidak over protective, itu bukan ayah. bagaimana keadaanmu? Apa
kamu disuruh mengurus perusahaan keluargamu?”
“yeah,
semuanya berjalan begitu menyakitkan. Aku bahkan tidak tahu sakit apa lagi yang
aku akan rasakan setelah kembali dari sini. Aku datang karena aku sangat
merindukanmu. Apa kamu masih menyimpan barang-barag yang pernah kita beli
bersama? ”
“ya, aku
akan selalu menyimpannya karena aku juga menunggumu untuk bisa datang kesini
dan melihatku bahwa aku merindukanmu juga”
“haruskah
kita menghabiskan waktu bersama hari ini?”
“yah, karena
besok pagi aku harus belajar”
“aku juga
ingin ikut kamu belajar bersama guru privat L. bolehkah?”
“yah, tentu
saja”
Author Prov:
Yeongi masih
menyimpan perasaanya pada Sungyeol. Hari berjalan ke bulan, hubungan Sungyeol
dan Yeongi semakin dekat. Sungyeol selalu mengajak Yeongi berjalan—jalan ke
tempat yang mereka sering kunjungi saat kecil sebelum Sungyeol berangkat ke
Amerika bersama keluarganya. Namun, ada seseorang yang merasa sedih dengan
kedekatan mereka berdua, yaitu L. Walaupun, L tetap belajar bersama mereka
karena bagaimanapun dia harus menjaga hubungan baiknya dengan Yeongi dan ayah
Yeongi.
L Prov:
Sudah 20
menit aku duduk di ruang belajar, tapi Yeongi belum datang juga. Kenapa dia
tiba-tiba telat? Biasanya dia tidak seperti ini.
“Annyeonghaseyo
sesangnim? Mianhaeyo Oppa, aku telat”
“gwenchana
Yeongia, kamu dari mana ?”
“Aku
menemani Sungyeol ke rumah pamannya”.
-60 menit kemudian- *setelah belajar
“Apa kalian
sudah sedekat itu?”
“um? Aku dan
Sungyeol? Yah, kami memang dekat sejak kecil, kami memiliki kesukaan yang sama,
kami selalu bahagia saat bermain bersama. Dan kemudian kami memutuskan untuk
berpacaran saat itu hingga saat ini”.
“hingga saat
ini? Selama itu kah? Sepertinya dia dari keluarga kaya juga ya?”
“iya,
walaupun dia sangat terpukul dengan kematian ibunya, karena dia harus hidup
dengan ibu tirinya yang hanya memikirkan perusahaan dan tidak memperhatikannya
layaknya anak kandung”.
“benarkah?”
“yeah, eh
itu sepertinya suara Sungyeol diluar. Dia pernah bilang kalau dia ingin
bergabung bersama kita dan belajar bersama”.
“baiklah,
tidak masalah”.
“annyeonghaseyo,
apakah belajarnya sudah dimulai?” Sungyeol yang baru ingin bergabung untuk
belajar bersama ternyata sudah selesai.
“maaf
Sungyeol, kami sudah selesai” L tersenyum pada Sungyeol
“aaaa
geurekuna,,, Yeongia, bolehkah aku ngobrol berdua bersama L ? um?”
“baiklah,
aku ke kamar dulu” yeongi meninggalkan mereka berdua.
Sungyeol Prov:
Aku
sepertinya harus merelakan Yeongi untuk L. Aku tidak boleh egois, ah apa aku
egois? Aku pikir, aku bisa bersama Yeongi, ternyata kesedihan yang lalu belum
berakhir. Besok aku harus balik ke Amerika, jadi sebaiknya aku ceritakan
semuanya pada L. Aku tahu selama ini, dia mencintai Yeongi.
“apa aku
harus memanggilmu sesangnim? Atau aku boleh memanggilmu dengan L saja?”
“kamu boleh
memanggilku L, umur kita kan tidak jauh berbeda”
“Sebenarnya,
ada yang ingin aku beritahukan padamu, bahwa aku akan ke Amerika besok.”
“besok? Secepat
itu? Apa kamu sudah memberitahu Yeongi? Sepertinya dia belum tahu tentang ini.
Bukankah begitu?”
“Yeongi
belum tahu tentang ini. Aku tidak bisa memberitahunya karena dia pasti
menanyakan alasannya. Karena itu, aku hanya memberitahumu dan aku akan menulis
surat untuknya. Aku mohon padamu untuk menjaga Yeongi.”
“apa? Kenapa
kamu sebodoh ini? Aku tidak menyangka cintamu selemah ini pada Yeongi?”
“jangan
salah paham dulu L, saya melakukan ini terpaksa, karena aku anak satu-satu dari
Ayahku, jadi aku tidak boleh melepaskan perusahaan pada ibu tiriku, dan karena itu
juga aku harus mengikuti perkataan ibu tiriku. Ibu tiriku saat ini masih
pemegang saham terbesar semenjak Ayahku sakit.”
“maafkan
aku, aku hanya sedih jika Yeongi tahu tentang ini, dia pasti marah padamu”
“maka dari
itu, aku meminta bantuanmu untuk menenangkan Yeongi. Dan berikan surat ini pada
Yeongi”
“baiklah,
aku harap kamu tetap bisa datang ke korea nanti setelah kamu mengurus
perusahaan ayahmu”
“iya, aku
berharap begitu, dan mungkin setelah aku datang, kalian sudah menjadi keluarga
bahagia bersama Yeongi, baiklah aku harus berangkat sekarang. Aku takut Yeongi
akan melihatku”
“kamu tidak
memberitahu ayah Yeongi?”
“aku sudah
memberitahunya, aku harus berangkat sekarang”
Yeongi Prov:
Setelah
melukis, aku ingin memperlihatkan lukisan ini pada Sungyeol. Aku yakin dia pasti
suka, karena aku sedang menggambar pohon kesukaannya.
“Oppa, apa
oppa melihat Sungyeol? Ada yang ingin aku perlihatkan padanya?”
“mianhae
Yeongia, bisakah kita bicara sebentar?”
“apa? Dia pergi
secara tiba-tiba? Kenapa dia….aaaah selalu secara tiba-tiba? Dia menulis surat
untukku?
***Yeongia,
mianhae, jeongmal mianhae…aku tidak bermaksud memutuskan hubungan kita. Aku
benar-benar dalam situasi yang tidak bisa aku lawan, Ibu ingin aku menikah
dengan wanita pilihannya. Aku tahu kamu sudah mengerti apa yang aku maksud,
karena aku sudah pernah menceritakan tentang perusahaan ayah. Aku juga mengerti
kalau saat ini aku sudah benar-benar melukai perasaanmu, tapi aku juga terluka
disini, walau aku tidak ingin menerima takdir ini, disisi lain aku harus tetap
menerima takdir ini. Aku senang kamu memiliki L disampingmu yang bisa
menjagamu. Aku sudah berjanji pada L kalau suatu saat aku akan datang ke korea
dan melihat kalian bergandengan tangan. Bye Yeongia, mmmuah Uljimaaa,,,,araaa? Hal terakhir bahwa L mencintaimu, jangan katakan
padanya kalau aku memberitahumu rahasia ini .***
Sungyeol
aaaaa ,,, waeyooooo??? *Yeongi menangis dan langsung masuk ke kamar tidurnya
setelah membaca surat Sungyeol”
L Prov:
Yeongia,
mianhae, aku tidak bisa menenangkanmu saat ini, aku ingin kamu menangis
sepuasnya, karena kamu memang memerlukannya. Tapi, aku akan tetap berdiri di
depan pintu kamar ini sampai kamu tidak menangis lagi. Selama ini, aku berpikir
bahwa kamu juga mencintaiku, ternyata salah, aku sudah terlalu terbawa mimpi
itu. Aku berharap kita bisa seperti dulu lagi, tertawa bersama dan belajar
bersama. Saranghae Yeongia….walaupun kata ini baru aku bisa ucapkan dalam hati
aku. Tapi, aku akan tetap menjaganya hingga kamu melihat ke arahku dan
tersenyum.
Yeongi Prov:
-Beberapa menit
setelah memebaca surat-
Kenapa
Sungyeol melakukan ini padaku? Apa tidak cukup kita sudah berpisah sekian
tahun? Tapi….. apa? Apa sungyeol tidak bohong tentang L oppa? L oppa
mencintaiku? Maafkan aku L oppa, aku tidak mengetahui itu, bahkan walau
terkadang jantungku bertedak keras saat bersamamu, aku tidak berpikir kalau itu
tanda bahwa ada seseorang yang mencintaiku didekatku. Oppa, mianhae….
“Oppa,,,
odinya? Oppa,,,?” Yeongi mencari L di ruang tamu hingga ke kamarnya.
“waeyo
Yeongia?” L menjawab dari taman kamarnya dengan mata berkaca-kaca
“Oppa
mianhae… aku tidak tahu kalau…..” Yeongi menangis dan berlari memeluk L yang
berdiri di taman kamarnya.
“…..gwenchana
Yeongia, aku mengerti perasaanmu” L mencoba menenangkan Yeongi
“Aku janji….
aku akan berusaha melihat kearah Oppa”
L tersenyum mendengar
perkataan Yeongi dan masih memeluk Yeongie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar