Kamis, 26 Desember 2013

Sick Of Love (Part II)







 L                   : L Infinite

Sungyeol : Sungyeol Infinite
Yeongi      : Dirimu
Genre        : Romance( Love & Friendship)


 
Biar Ceritanya nyambung, baca part I nya dulu ya? http://myindofanficlist.blogspot.com/2013/12/sick-of-love-part-i.html



L mulai merasakan hal-hal aneh pada dirinya, namun dia tetap mencoba tetap terlihat cool di depan Yeongi, hahaha ada-ada aja si L, abis Authornya kebanyakan ngelamun :P 

L Prov:
Ah, kenapa terlihat kaku ya di depan Yeongi? aku tidak boleh seperti ini. L, L, L, kamu tidak boleh seperti ini, karena bisa-bisa kamu ketahuan kalau suka ama Yeongi! Bodoh,,,aku berbicara pada diriku sendiri. -.-
“Sudah, sudah, kita mulai pelajarannya Yeongi”
“Baiklah, ayo kita belajar”

Yeongi Prov:
Kalau diajar sama L oppa yang lucu seperti ini, aku pasti cepat pintar. Apa? Apa aku memuji L oppa saat ini? Andwe, andweee…. Fokus pada pelajaran, kenapa aku malah berbicara pada diriku sendiri.-.-


Author Prov:
L dan Yeongi terlihat menikmati suasana belajar mereka. Buktinya, Yeongi tidak mengeluh pada ayahnya selama hampir 5 bulan ia diajar privat oleh L. Yeongi dan L sekarang sudah sangat dekat. L merasakan bahwa ia sangat menyayangi Yeongi walaupun dia tidak mau merusak hubungan keakraban mereka hanya karena dia harus mengakui cintanya pada Yeongi. Hati L masih bertanya-tanya apa Yeongi akan menerima cintanya atau tidak karena ia melihat Yeongi tidak terlihat aneh didepannya walaupun Yeongi terlihat bahagia di dekatnya.
Saat ini pun, L dan Yeongi sedang menikmati pemandangan taman belakang rumah Yeongi sambil menemani Yeongi yang sedang melukis.
--------------------------
“Yeongia,,,,saranghae” seorang namja langsung menepuk punggung Yeongi yang sedang duduk bersama L.
“ O? nugu? Aaa SungYeol? Kamu mengagetkanku. Kenapa kamu datang tiba-tiba? Kamu bahkan tidak memberitahuku lebih dulu”
“Maaf, aku sengaja ingin memberimu kejutan. O? nugu? Namjachingu?” sambil melirik ke L.
“aniiiii, chingu. sekaligus guru privatku. Namanya L, dia menggantikan ayahnya sebagai guru privatku”
“Oh, jadi ini guru privatmu. Bangapsumnida L sesangnim!”
“aaa nae, nado bangapsumnida Sungyeol. Maaf, saya harus ke rumah teman sekarang, kalian ngobrol dulu, kebetulan kalian kan baru bertemu”
“Tapi Oppa….”
“tidak apa-apa, nanti kita bisa ngobrol bersama di lain waktu”




 L Prov:
Apa? Siapa namja itu? Ah, aku jadi khawatir dengan kehadiran namja itu. Sepertinya Yeongi kenal baik dengan namja itu. Semoga dia bukan namjachingu nya. Sebenarnya aku tidak punya tujuan ingin kemana, tapi apa boleh buat, aku merasa seperti obat nyamuk diantara mereka tadi.

Sungyeol Prov:
Guru privat Yeongi? Apa dia sepintar itu? Apa dia tidak terlalu muda untuk menjadi seorang guru privat? Tidak salah, dia pasti anak yang sangat cerdas. Anggap saja, aku kalah dalam hal perhitungan mate-matika.
“Yeongia, apa ayahmu masih memperlakukanmu seperti dulu? Over protective?”
“yeah, begitulah. Kalau tidak over protective, itu bukan ayah. bagaimana keadaanmu? Apa kamu disuruh mengurus perusahaan keluargamu?”
“yeah, semuanya berjalan begitu menyakitkan. Aku bahkan tidak tahu sakit apa lagi yang aku akan rasakan setelah kembali dari sini. Aku datang karena aku sangat merindukanmu. Apa kamu masih menyimpan barang-barag yang pernah kita beli bersama? ”
“ya, aku akan selalu menyimpannya karena aku juga menunggumu untuk bisa datang kesini dan melihatku bahwa aku merindukanmu juga”
“haruskah kita menghabiskan waktu bersama hari ini?”
“yah, karena besok pagi aku harus belajar”
“aku juga ingin ikut kamu belajar bersama guru privat L. bolehkah?”
“yah, tentu saja”

Author Prov:
Yeongi masih menyimpan perasaanya pada Sungyeol. Hari berjalan ke bulan, hubungan Sungyeol dan Yeongi semakin dekat. Sungyeol selalu mengajak Yeongi berjalan—jalan ke tempat yang mereka sering kunjungi saat kecil sebelum Sungyeol berangkat ke Amerika bersama keluarganya. Namun, ada seseorang yang merasa sedih dengan kedekatan mereka berdua, yaitu L. Walaupun, L tetap belajar bersama mereka karena bagaimanapun dia harus menjaga hubungan baiknya dengan Yeongi dan ayah Yeongi.

L Prov:
Sudah 20 menit aku duduk di ruang belajar, tapi Yeongi belum datang juga. Kenapa dia tiba-tiba telat? Biasanya dia tidak seperti ini.
“Annyeonghaseyo sesangnim?  Mianhaeyo Oppa, aku telat”
“gwenchana Yeongia, kamu dari mana ?”
“Aku menemani Sungyeol ke rumah pamannya”.

-60 menit kemudian- *setelah belajar
“Apa kalian sudah sedekat itu?”
“um? Aku dan Sungyeol? Yah, kami memang dekat sejak kecil, kami memiliki kesukaan yang sama, kami selalu bahagia saat bermain bersama. Dan kemudian kami memutuskan untuk berpacaran saat itu hingga saat ini”.
“hingga saat ini? Selama itu kah? Sepertinya dia dari keluarga kaya juga ya?”
“iya, walaupun dia sangat terpukul dengan kematian ibunya, karena dia harus hidup dengan ibu tirinya yang hanya memikirkan perusahaan dan tidak memperhatikannya layaknya anak kandung”.
“benarkah?”
“yeah, eh itu sepertinya suara Sungyeol diluar. Dia pernah bilang kalau dia ingin bergabung bersama kita dan belajar bersama”.
“baiklah, tidak masalah”.
“annyeonghaseyo, apakah belajarnya sudah dimulai?” Sungyeol yang baru ingin bergabung untuk belajar bersama ternyata sudah selesai.
“maaf Sungyeol, kami sudah selesai” L tersenyum pada Sungyeol
“aaaa geurekuna,,, Yeongia, bolehkah aku ngobrol berdua bersama L ? um?”
“baiklah, aku ke kamar dulu” yeongi meninggalkan mereka berdua.

Sungyeol Prov:
Aku sepertinya harus merelakan Yeongi untuk L. Aku tidak boleh egois, ah apa aku egois? Aku pikir, aku bisa bersama Yeongi, ternyata kesedihan yang lalu belum berakhir. Besok aku harus balik ke Amerika, jadi sebaiknya aku ceritakan semuanya pada L. Aku tahu selama ini, dia mencintai Yeongi.
“apa aku harus memanggilmu sesangnim? Atau aku boleh memanggilmu dengan L saja?”
“kamu boleh memanggilku L, umur kita kan tidak jauh berbeda”
“Sebenarnya, ada yang ingin aku beritahukan padamu, bahwa aku akan ke Amerika besok.”
“besok? Secepat itu? Apa kamu sudah memberitahu Yeongi? Sepertinya dia belum tahu tentang ini. Bukankah begitu?”
“Yeongi belum tahu tentang ini. Aku tidak bisa memberitahunya karena dia pasti menanyakan alasannya. Karena itu, aku hanya memberitahumu dan aku akan menulis surat untuknya. Aku mohon padamu untuk menjaga Yeongi.”
“apa? Kenapa kamu sebodoh ini? Aku tidak menyangka cintamu selemah ini pada Yeongi?”
“jangan salah paham dulu L, saya melakukan ini terpaksa, karena aku anak satu-satu dari Ayahku, jadi aku tidak boleh melepaskan perusahaan pada ibu tiriku, dan karena itu juga aku harus mengikuti perkataan ibu tiriku. Ibu tiriku saat ini masih pemegang saham terbesar semenjak Ayahku sakit.”
“maafkan aku, aku hanya sedih jika Yeongi tahu tentang ini, dia pasti marah padamu”
“maka dari itu, aku meminta bantuanmu untuk menenangkan Yeongi. Dan berikan surat ini pada Yeongi”
“baiklah, aku harap kamu tetap bisa datang ke korea nanti setelah kamu mengurus perusahaan ayahmu”
“iya, aku berharap begitu, dan mungkin setelah aku datang, kalian sudah menjadi keluarga bahagia bersama Yeongi, baiklah aku harus berangkat sekarang. Aku takut Yeongi akan melihatku”
“kamu tidak memberitahu ayah Yeongi?”
“aku sudah memberitahunya, aku harus berangkat sekarang”

Yeongi Prov:
Setelah melukis, aku ingin memperlihatkan lukisan ini pada Sungyeol. Aku yakin dia pasti suka, karena aku sedang menggambar pohon kesukaannya.
“Oppa, apa oppa melihat Sungyeol? Ada yang ingin aku perlihatkan padanya?”
“mianhae Yeongia, bisakah kita bicara sebentar?”
“apa? Dia pergi secara tiba-tiba? Kenapa dia….aaaah selalu secara tiba-tiba? Dia menulis surat untukku?
***Yeongia, mianhae, jeongmal mianhae…aku tidak bermaksud memutuskan hubungan kita. Aku benar-benar dalam situasi yang tidak bisa aku lawan, Ibu ingin aku menikah dengan wanita pilihannya. Aku tahu kamu sudah mengerti apa yang aku maksud, karena aku sudah pernah menceritakan tentang perusahaan ayah. Aku juga mengerti kalau saat ini aku sudah benar-benar melukai perasaanmu, tapi aku juga terluka disini, walau aku tidak ingin menerima takdir ini, disisi lain aku harus tetap menerima takdir ini. Aku senang kamu memiliki L disampingmu yang bisa menjagamu. Aku sudah berjanji pada L kalau suatu saat aku akan datang ke korea dan melihat kalian bergandengan tangan. Bye Yeongia, mmmuah Uljimaaa,,,,araaa?  Hal terakhir bahwa L mencintaimu, jangan katakan padanya kalau aku memberitahumu rahasia ini .***
Sungyeol aaaaa ,,, waeyooooo??? *Yeongi menangis dan langsung masuk ke kamar tidurnya setelah membaca surat Sungyeol”

L Prov:
Yeongia, mianhae, aku tidak bisa menenangkanmu saat ini, aku ingin kamu menangis sepuasnya, karena kamu memang memerlukannya. Tapi, aku akan tetap berdiri di depan pintu kamar ini sampai kamu tidak menangis lagi. Selama ini, aku berpikir bahwa kamu juga mencintaiku, ternyata salah, aku sudah terlalu terbawa mimpi itu. Aku berharap kita bisa seperti dulu lagi, tertawa bersama dan belajar bersama. Saranghae Yeongia….walaupun kata ini baru aku bisa ucapkan dalam hati aku. Tapi, aku akan tetap menjaganya hingga kamu melihat ke arahku dan tersenyum.

Yeongi Prov:
-Beberapa menit setelah memebaca surat-
Kenapa Sungyeol melakukan ini padaku? Apa tidak cukup kita sudah berpisah sekian tahun? Tapi….. apa? Apa sungyeol tidak bohong tentang L oppa? L oppa mencintaiku? Maafkan aku L oppa, aku tidak mengetahui itu, bahkan walau terkadang jantungku bertedak keras saat bersamamu, aku tidak berpikir kalau itu tanda bahwa ada seseorang yang mencintaiku didekatku. Oppa, mianhae….
“Oppa,,, odinya? Oppa,,,?” Yeongi mencari L di ruang tamu hingga ke kamarnya.
“waeyo Yeongia?” L menjawab dari taman kamarnya dengan mata berkaca-kaca
“Oppa mianhae… aku tidak tahu kalau…..” Yeongi menangis dan berlari memeluk L yang berdiri di taman kamarnya.
“…..gwenchana Yeongia, aku mengerti perasaanmu” L mencoba menenangkan Yeongi
“Aku janji…. aku akan berusaha melihat kearah Oppa”

L tersenyum mendengar perkataan Yeongi dan masih memeluk Yeongie

 

-The End-  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar